10 Tahun Buta Karena Sakit Diabetes, Firasat Buruk Ini Dialami Istri Jelang Kepergian Mus Mulyadi

Mus Mulyadi cukup lama tak bisa melihat. Karena menderita diabetes sejak usia 30 tahun, penyakit tersebut menyerang pengelihatan hingga penyanyi keroncong itu tak bisa melihat alias buta selama 10 tahun belakangan. Meski mata tak berfungsi, namun Mus tampak sehat.

“Mas Mus memang menderita, matanya nggak lihat. Tapi selama 10 tahun dia seperti orang sehat saja dan tidak apa-apa. Tapi kok tiga hari yang lalu drop, lemas. Kita paksa ke dokter ternyata semua baik, tapi memang nggak boleh turun. Jadi periksa semua baik. Tapi begitu diopname, gulanya tinggi, 600, tidak terdeteksi, tapi sudah turun, sudah sehat mau pulang karena ada nyanyi. Tapi setelah makan banyak lalu ke belakang (buang air), kembali ke tempat tidur, langsung tidur selamanya. Sudah ditolong nggak bisa, kejut jatung nggak bisa. Saya datang, saya rela,” cerita Helen, istri Mus, saat ditemui di TPU Joglo, Jakarta Barat, Sabtu (13/4).

Selama buta, tak banyak aktivitas yang bisa dilakukan Mus. Dibimbing sang istri saat melakukan kegiatan, mengejutkannya kemampuan musik Mus sama sekali tak berubah.

“Mas Mus orang tuanya diabet, sejak umur 30 tahun, 10 tahun matanya nggak lihat. Selama matanya nggak lihat dia di rumah terus, nurut sama saya, makan, minum, olahraga. Selama ini bagus, dia nyanyi masih power, rekaman masih bagus hasilnya. Tapi Tuhan punya rencana, rekaman terakhir lagunya bawa aku pulang ke Rumah-Mu, Bapa. Seperti Broery Marantika, Izinkan Aku Pergi,” jelas Helen.

Firasat Buruk Ini Dialami Istri Jelang Kepergian Mus Mulyadi

Di tengah keterbatasan tak meninggalkan dunia musik yang membesarkan namanya, Mus melakukan rekaman terakhir di studio di rumahnya. Percaya atau tidak, suara Mus sukses membius orang yang mendengar bahkan sampai menangis.

“Syuting di rumah, untuk terakhir kali. Dia nyanyi penuh perasaan, di studio semua menangis waktu disetel. Di Gereja juga menangis semua. Padahal orangnya nggak mau pulang dulu, ternyata ini tanda,” tandasnya.

Gula darah normal dan kondisi membaik, namun istri alami firasat buruk jelang kepergian Mus Mulyadi. Selain lagu bertema ingin pulang yang dinyanyikan Mus untuk terakhir kalinya, Helen juga alami kejadian tak biasa, yakni kejatuhan cicak. Menurut kepercayaan, seseorang yang kejatuhan cicak akan alami musibah.

“Firasat lainnya saya percaya nggak percaya saya kejatuhan cicak. Waktu mama saya meninggal, saya juga kejatuhan cicak. Dia (Mus) bilang pengen semangka, padahal mamanya mau meninggal pengen semangka. Mungkin Mas Mus menandai ke saya,” cerita Helen, istri Mus, saat ditemui di TPU Joglo, Jakarta Barat, Sabtu (13/4).

Selain Helen, anak perempuan Mus yang menetap di Australia juga rasakan firasat. Seolah tahu sang ayah akan pergi untuk selamanya, Irene Patricia Melati memutuskan terbang ke Indonesia dan mengajak anaknya.

“Jadi waktu papa di rumah sakit, saya sama adik saya video call ngomong sama papa. Terus saya ngomong sama papa, aku mau pulang pa, papa yang kuat, aku mau pulang bawa anak-anak ke Indonesia. Terus detak jantungnya ada lagi. Terus habis itu saya nggak tahu gimana, ditelepon lagi sama mama, habis itu habis,” ungkap Irene seraya menangis.

Irene sedih karena tak ada di samping sang ayah untuk terakhir kalinya. Meski demikian, banyak kenangan yang pernah mereka lalui bersama, dan tak akan terlupakan sampai kapanpun.

“Setiap anak perempuan pasti dekat sama papa dan he was my firs love sebelum saya mengenal cinta. Saya jatuh cinta sama papa saya. Papa nggak pernah ngomong, tapi sekalinya diajak ngomong enak, papa sangat mencintai keluarga banget,” tandas Irene. Bandar bola terpercaya